
Internet Service Provider (ISP) atau di Indonesia dikenal dengan istilah Penyelenggara Jasa Internet (PJI) adalah perusahaan penyedia jasa layanan akses Internet. Merupakan perusahaan yang melayani jasa koneksi Internet untuk perseorangan, perkantoran, sekolah, kampus dan lainnya. ISP pada umumnya memiliki salah satu media teknologi Internet yang dipilih untuk melayani pelanggannya. Berbagai macam pilihan teknologi Internet yang sudah tersedia saat ini, namun hanya beberapa saja yang populer digunakan. Secara umum dapat dikategorikan berdasarkan media teknologinya menjadi:
Media Kabel (Cable), contohnya kabel telepon, serat optik, HFC
Media Nirkabel (Wireless), contohnya WiFi, satelit, WiMax, GPRS, 3G, 3,5G/HSDPA
Media Kabel (Cable), contohnya kabel telepon, serat optik, HFC
Media Nirkabel (Wireless), contohnya WiFi, satelit, WiMax, GPRS, 3G, 3,5G/HSDPA
Teknologi paling awal untuk koneksi internet adalah menggunakan kabel telepon. Telkom sebagai perusahaan satu-satunya di Indonesia yang memiliki jaringan komunikasi telepon kabel adalah salah satu pendorong munculnya Internet dengan produk TelkomNet Instant-nya. Namun tahukah kamu siapa perusahaan pertama di Indonesia yang pertama kali memanfaatkan kabel telepon sebagai media layanan Internet?. Ternyata setelah saya mendapatkan informasi adalah PT. Indo Internet yang pertama kali memanfaatkan media kabel telepon milik Telkom untuk melayani pelanggannya sejak tahun 1994. Internet makin populer menggunakan media kabel telepon dengan munculnya TelkomNet Instant oleh Telkom dengan layanan ‘gratis’ nya. Disebut gratis karena tidak dikenakan biaya awal apapun oleh Telkom kepada penggunanya, namun sudah pasti dikenakan biaya pulsa telepon untuk nomor yang digunakan. Yang saya ingat adalah Telkom mengenakan biaya Rp. 165,-/menit untuk layanan internetnya atau bisa disetarakan dengan Rp. 9.900,-/jam. Apabila kamu menggunakan rata-rata Internet setiap hari adalah 2 jam, maka tinggal dikalikan saja dengan jumlah hari dalam bulan tersebut. Apabila kamu sudah menghitungnya maka muncul dipikiran saya betapa mahalnya biaya berlangganan Internet pakai TelkomNet Instant yang hanya memiliki kecepatan maksimal 56 kbps (kilobit per-second).
Perlahan tapi pasti Internet menjadi booming di Indonesia sekitar tahun 1995 hingga saat ini. Banyak perusahaan penyelenggara bermunculan namun sayangnya masih terbatas pada teknologi kabel telepon saja yang paling populer dan dapat dijangkau oleh masyarakat. Sekitar tahun 1999 sudah ada perusahaan yang melayani menggunakan teknologi nirkabel dengan standar Wireless Fidelity (WiFi) pada frekuensi radio 2,4 GHz. Namun sayang saat itu juga masih terasa sangat mahal dan kurang lazim digunakan untuk perseorangan.
Perkembangan Teknologi Internet
Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi komunikasi dan teknologi informasi adalah sangat erat kaitannya. Hal ini ditandai dengan mulai mewabahnya penggunaan telepon seluler berbasis teknologi AMPS (zaman dulu), GSM dan CDMA. Dengan semakin banyaknya pengguna telepon seluler maka banyak perusahaan selulerpun berpikir untuk dapat sekaligus menjadi penyelenggara jasa layanan Internet layaknya ISP. Harus di ingat bahwa apabila perusahaan seluler akan menjadi ISP maka dia juga harus mengantongi perizinan dari Depkominfo (dalam hal ini Ditjen Postel) untuk melayani pelanggannya. Biaya awal untuk menjadi pelanggan Internet pada perusahaan seluler menurut saya cukup murah karena hanya berbekalkan membeli telepon genggam (handphone) yang mendukung penggunaan Modem (MOdulator-DEModulator). Namun apabila kamu ingin mendapatkan akses yang cukup cepat hingga 7,2 Mbps (Mebabit per-second) maka gunakan teknologi HSDPA (High Speed Data Packet Access). Modem HSDPA yang tersedia saat ini berkirar harga 750 ribu rupiah hingga 4 juta rupiah.
Pilihan lain yang saat ini cukup murah adalah menggunakan media WiFi. Sejak bulan Januari Tahun 2005 pemerintah telah membebaskan penggunaan frekeunsi 2,4 GHz untuk keperluan masyarakat umum. Perangkat keras WiFi dapat dengan mudah ditemukan di pasaran dengan harga yang relatif murah. Tentunya kamu harus menghubungi ISP yang melayani penggunaan teknologi ini. Menurut catatan saya, ISP yang melayani pelanggannya menggunakan teknologi ini adalah yang terbanyak. Hal ini dikarenakan:
Dukungan dari vendor perangkat yang sangat banyak dan beragam hingga mampu menurunkan biaya pembangunan infrastrukturnya. Bahkan saat ini ada beberapa perangkat buatan lokal Indonesia yang cukup baik dan murah untuk digunakan
Sudah banyaknya perangkat komputer personal dan Laptop yang mendukung penggunaan WiFi atau lebih dikenal dengan istilah Hotspot
Buat kamu yang tinggal didaerah perkotaan yang padat dengan gedung tinggi atau bangunan-bangunan besar, maka itu salah satu hambatan yang bisa saja terjadi karena teknologi WiFi mewajibkan kondisi bebas pandangan antara lokasi pengguna dan lokasi pusat akses (BTS ~ Base Transceiver Station). Tidak seperti teknologi GSM/CDMA/GRPS/HSDPA yang menggunakan frekuensi rendah (800, 900, 1800 MHz) yang dapat merambat seperti frekuensi radio FM/AM. Hambatan lain bagi kamu yang tinggal di daerah perkotaan adalah padatnya arus lalu lintas frekuensi 2,4 GHz tersebut karena kurang tertatanya pengaturan penggunaan frekuensi tersebut sehingga terjadilah interferensi, tampaknya inilah yang dikhawatirkan oleh pemerintah saat membebaskan frekuensi ini. Apabila sebuah ISP memiliki layanan WiFi pada frekuensi lain misal 5,8 GHz maka sebaiknya kamu meminta mereka untuk menggunakan frekuensi ini karena saat ini ISP harus memiliki izin untuk menggunakannya, sehingga masalah interferensi harusnya tidak perlu terjadi.
Untuk yang mengutamakan performansi dan kestabilan dari layanan internet, maka pilihan pertama jatuhkan pada teknologi kabel namun bukan kabel telepon melainkan kabel serat optik. Namun sayangnya di Indonesia ini masih sangat jarang ditemui dan digunakan untuk melayani perseorangan, sedangkan untuk perkantoran kemungkinan hal ini masih bisa diusahakan. Ada satu produk Telkom yang menggunakan media kabel telepon yang cukup baik yaitu Speedy yang dapat melayani bandwidth hingga 384 kbps. Speedy tersedia dalam beberapa paket harga berdasarkan layanan terbatas (limited) dan tidak terbatas (unlimited). Bagi kamu yang hanya sesekali menggunakan Internet gunakanlah paket personal terbatas seharga 200 ribu rupiah atau pilihan berdasarkan waktu (time-based) 50 jam. Namun apabila kamu sering sekali online di Internet jangan sekali-sekali untuk memilih paket terbatas, saran saya gunakanlah paket tak terbatas mulai harga 750 ribu rupiah atau yang lebih mahal. Penting untuk diperhatikan dari pengalaman pengguna Speedy adalah melonjaknya biaya tagihan bulanan hingga jutaan rupiah padahal mereka memilih paket terbatas, hal ini dikarenakan Telkom menghitung biaya kelebihan dari kuota seharusnya saat kamu melebihinya.
Perlahan tapi pasti Internet menjadi booming di Indonesia sekitar tahun 1995 hingga saat ini. Banyak perusahaan penyelenggara bermunculan namun sayangnya masih terbatas pada teknologi kabel telepon saja yang paling populer dan dapat dijangkau oleh masyarakat. Sekitar tahun 1999 sudah ada perusahaan yang melayani menggunakan teknologi nirkabel dengan standar Wireless Fidelity (WiFi) pada frekuensi radio 2,4 GHz. Namun sayang saat itu juga masih terasa sangat mahal dan kurang lazim digunakan untuk perseorangan.
Perkembangan Teknologi Internet
Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi komunikasi dan teknologi informasi adalah sangat erat kaitannya. Hal ini ditandai dengan mulai mewabahnya penggunaan telepon seluler berbasis teknologi AMPS (zaman dulu), GSM dan CDMA. Dengan semakin banyaknya pengguna telepon seluler maka banyak perusahaan selulerpun berpikir untuk dapat sekaligus menjadi penyelenggara jasa layanan Internet layaknya ISP. Harus di ingat bahwa apabila perusahaan seluler akan menjadi ISP maka dia juga harus mengantongi perizinan dari Depkominfo (dalam hal ini Ditjen Postel) untuk melayani pelanggannya. Biaya awal untuk menjadi pelanggan Internet pada perusahaan seluler menurut saya cukup murah karena hanya berbekalkan membeli telepon genggam (handphone) yang mendukung penggunaan Modem (MOdulator-DEModulator). Namun apabila kamu ingin mendapatkan akses yang cukup cepat hingga 7,2 Mbps (Mebabit per-second) maka gunakan teknologi HSDPA (High Speed Data Packet Access). Modem HSDPA yang tersedia saat ini berkirar harga 750 ribu rupiah hingga 4 juta rupiah.
Pilihan lain yang saat ini cukup murah adalah menggunakan media WiFi. Sejak bulan Januari Tahun 2005 pemerintah telah membebaskan penggunaan frekeunsi 2,4 GHz untuk keperluan masyarakat umum. Perangkat keras WiFi dapat dengan mudah ditemukan di pasaran dengan harga yang relatif murah. Tentunya kamu harus menghubungi ISP yang melayani penggunaan teknologi ini. Menurut catatan saya, ISP yang melayani pelanggannya menggunakan teknologi ini adalah yang terbanyak. Hal ini dikarenakan:
Dukungan dari vendor perangkat yang sangat banyak dan beragam hingga mampu menurunkan biaya pembangunan infrastrukturnya. Bahkan saat ini ada beberapa perangkat buatan lokal Indonesia yang cukup baik dan murah untuk digunakan
Sudah banyaknya perangkat komputer personal dan Laptop yang mendukung penggunaan WiFi atau lebih dikenal dengan istilah Hotspot
Buat kamu yang tinggal didaerah perkotaan yang padat dengan gedung tinggi atau bangunan-bangunan besar, maka itu salah satu hambatan yang bisa saja terjadi karena teknologi WiFi mewajibkan kondisi bebas pandangan antara lokasi pengguna dan lokasi pusat akses (BTS ~ Base Transceiver Station). Tidak seperti teknologi GSM/CDMA/GRPS/HSDPA yang menggunakan frekuensi rendah (800, 900, 1800 MHz) yang dapat merambat seperti frekuensi radio FM/AM. Hambatan lain bagi kamu yang tinggal di daerah perkotaan adalah padatnya arus lalu lintas frekuensi 2,4 GHz tersebut karena kurang tertatanya pengaturan penggunaan frekuensi tersebut sehingga terjadilah interferensi, tampaknya inilah yang dikhawatirkan oleh pemerintah saat membebaskan frekuensi ini. Apabila sebuah ISP memiliki layanan WiFi pada frekuensi lain misal 5,8 GHz maka sebaiknya kamu meminta mereka untuk menggunakan frekuensi ini karena saat ini ISP harus memiliki izin untuk menggunakannya, sehingga masalah interferensi harusnya tidak perlu terjadi.
Untuk yang mengutamakan performansi dan kestabilan dari layanan internet, maka pilihan pertama jatuhkan pada teknologi kabel namun bukan kabel telepon melainkan kabel serat optik. Namun sayangnya di Indonesia ini masih sangat jarang ditemui dan digunakan untuk melayani perseorangan, sedangkan untuk perkantoran kemungkinan hal ini masih bisa diusahakan. Ada satu produk Telkom yang menggunakan media kabel telepon yang cukup baik yaitu Speedy yang dapat melayani bandwidth hingga 384 kbps. Speedy tersedia dalam beberapa paket harga berdasarkan layanan terbatas (limited) dan tidak terbatas (unlimited). Bagi kamu yang hanya sesekali menggunakan Internet gunakanlah paket personal terbatas seharga 200 ribu rupiah atau pilihan berdasarkan waktu (time-based) 50 jam. Namun apabila kamu sering sekali online di Internet jangan sekali-sekali untuk memilih paket terbatas, saran saya gunakanlah paket tak terbatas mulai harga 750 ribu rupiah atau yang lebih mahal. Penting untuk diperhatikan dari pengalaman pengguna Speedy adalah melonjaknya biaya tagihan bulanan hingga jutaan rupiah padahal mereka memilih paket terbatas, hal ini dikarenakan Telkom menghitung biaya kelebihan dari kuota seharusnya saat kamu melebihinya.
+Team+Yamaha+FIAT+(Valentino+Rossi)+02.jpg)